ANAMBAS-ZONASIDIK.COM| Kapal Cantrang kembali marak melaut di perairan pesisir Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Aktivitas kapal tersebut direkam nelayan Anambas saat melaut yang tidak jauh dari Pulau Pempang, Kecamatan Siantan Timur, pada 20 November 2022 lalu.
Saat dikonfirmasi, Ketua HNSI Kecamatan Siantan Timur, Habibi membenarkan rekaman tersebut. Dimana rekaman itu memperlihatkan Kapal Cantrang sedang menangkap ikan dengan menggunakan jaring dalam keadaan kapal berjalan.
“Rekaman itu, diambil oleh nelayan Desa Nyamuk yang sedang melaut. Mereka menangkap ikan kisaran 20 Mil dari Pulau Pempang dengan menggunakan Cantrang, tentunya alat penangkapan ikan ini ilegal,” kata Habibi melalui sambungan telepon, Senin (21/11/2022).
Tidak hanya satu, Lanjut Habibi, ada empat kapal pada saat itu, hanya saja tidak terekam.
“Sebenarnya, ada 4 kapal yang ditemui nelayan. sayangnya cuma 1 kapal yang divideokan mereka dan titik koordinat pun mereka juga lupa, dikarenakan saat itu angin cukup kencang sehingga nelayan kita tidak kepikiran untuk mencatat koordinatnya,” terangnya.
Seperti yang diketahui, pelarangan alat tangkap Cantrang terakhir diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2021.
Untuk itu, Habibi terus berharap dengan adanya video dari nelayan ini bisa ditindak tegas atau ada tindak lanjuti dari Pemerintah Daerah dan OPD terkait maupun aparat hukum.
“Ya harus ada tindakan lanjut dari video tersebut, agar hal ini tidak terus terulang kembali. Untuk saat ini memang nelayan masih tenang, tapi bukan berarti kata tidak mengatur sikap, yang saya takutkan nanti terjadi hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.
“Bukan hanya sekali ini saja nelayan kita yang melihat langsung Kapal Cantrang tersebut beroperasi di perairan Anambas, sudah sering kali ini terjadi. Mau sampai kapan kita biarkan hal ini,” tanya Dia.
Lebih jauh Dirinya menyampaikan, bahwasanya terumbu karang yang tidak jauh terletak dari Pulau Pempang yang sebelumnya menjadi tempat pencarian ikan bagi nelayan setempat, sekarang ini hampir tidak ada ikan lagi.
“Inilah salah satu kerugian yang dialami nelayan kita saat ini, yang awalnya nelayan mencari ikan kisaran 15-20 mil dari Pulau Pempang sekarang tidak ada lagi, bahkan terumbu karang pun tidak terlihat lagi di radar nelayan,”ujarnya. (Pin)